Hepatitis Akut

Bagikan

HEPATITIS AKUT BARU MENIMBULKAN KEPARAHAN PADA ANAK
Oleh : apt. Hindun Wilda Risni, M.Farm dan apt. Rani Sauriasari, M.Med.Sci., Ph.D

Baru-baru ini, dunia cukup dikagetkan dengan berita hepatitis misterius yang terjadi di berbagai belahan dunia. Pada 5 April 2022, sebanyak 10 kasus hepatitis akut parah pada anak berusia 11 bulan – 5 tahun teridentifikasi di Skotlandia dengan gejala jaundice (kulit kekuningan), diare, muntah, dan nyeri perut. Pada tanggal 15 April 2022, World Health Organization (WHO) selanjutnya menetapkan hepatitis akut sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).1 Laporan kasus hepatitis kemudian bermunculan dari negara-negara lain hingga mencapai 191 kasus probable (mungkin) per 27 April 2022.2 Di Indonesia, per 9 Mei 2022, menteri kesehatan mengungkap 15 kasus hepatitis akut telah terjadi. Sebagian besar anak yang menderita penyakit ini pada akhirnya sembuh, namun WHO telah mengkonfirmasi bahwa 17 anak telah menjalani transplantasi hati dan 1 anak dilaporkan meninggal.2,3

Definisi kasus

Definisi yang berlaku per 25 April 2022 dalam penentuan kasus hepatitis oleh WHO dan European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC) adalah sebagai berikut4:

  1. Terkonfirmasi: saat ini belum tersedia (N/A)
  2. Probable:seseorang dengan hepatitis akut (non HepA-E) dengan transaminase serum >500 IU/l (AST atau ALT), yang berusia <16 tahun, sejak 1 Oktober 2021
  3. Epidemiologically-linked: seseorang (usia berapa pun) dengan hepatitis akut (non HepA-E) yang mengalami kontak dekat dengan kasus probable, sejak 1 Oktober 2021.

Dalam kasus epidemiologically-linked (berhubungan secara epidemiologis), seseorang dianggap berpotensi telah terpapar penyebab infeksi. Definisi kasus kemungkinan dapat berubah seiring dengan perkembangan kasus.

Penyebab

Etiologi atau penyebab kasus hepatitis baru ini masih belum diketahui secara pasti, sementara hasil uji laboratorium telah menyingkirkan kemungkinan infeksi virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Setidaknya 74 kasus anak yang mengalami hepatitis ini terbukti memiliki adenovirus tipe 41 di tubuhnya.5 Adenovirus adalah virus tanpa envelope dengan genome dsDNA (double-stranded DNA) linear yang pada manusia diklasifikasikan ke dalam lebih dari 50 tipe serologi yang berbeda. Serotipe yang berbeda menyebabkan manifestasi klinis yang berbeda pula. Adenovirus tipe 41 dikenal sebagai virus yang menyebabkan gastroenteritis dan diare pada anak-anak, dengan berbagai bukti epidemik telah terdokumentasi di sekolah-sekolah dan rumah sakit.6 Transmisi atau penyebaran adenovirus terjadi ketika adanya kontak langsung dengan individu terinfeksi melalui inhalasi droplet (air liur) atau melalui rute faecal-oral (penularan melalui mulut dari makanan, minuman, atau benda lain yang terkontaminasi kotoran individu yang terinfeksi virus). Transmisi dapat terjadi juga secara tidak langsung melalui objek terkontaminasi.7

Sebelum kasus hepatitis misterius merebak, hepatitis belum pernah dilaporkan terjadi pada orang yang terinfeksi adenovirus tipe 41. Jika terjadi hepatitis pun, pada anak-anak dengan imunitas lemah umumnya tidak menimbulkan gejala atau gejala cenderung ringan dan bersifat self-limiting (sembuh dengan sendirinya). Sementara pada kasus hepatitis misterius saat ini, beberapa anak bahkan membutuhkan transplantasi hati. Oleh sebab itu, hepatitis ini diduga disebabkan oleh faktor tambahan lain yang menyebabkan gejala menjadi lebih parah.2 Untuk memastikan penyebab dan penyebaran infeksi, pihak terkait masih terus melakukan investigasi.

Gejala dan Tes/Uji Laboratorium

Periode inkubasi adenovirus pada saluran pernapasan diperkirakan antara dua hingga 14 hari, sedangkan pada saluran enterik (berkaitan dengan pencernaan di usus) antara tiga hingga 10 hari.7 Gejala pada kasus yang ditemukan terdiri dari jaundice, diare, muntah, dan nyeri perut. CDC memberikan himbauan kepada para orang tua untuk berhati-hati ketika terjadi gejala inflamasi hati pada anak, yaitu demam, kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, muntah, nyeri perut, urin berwarna gelap, kotoran berwarna terang, nyeri sendi, dan jaundice.8

 Jika dikaitkan dengan adenovirus, virus ini dapat terdeteksi melalui tes antigen, PCR (Polymerase Chain Reaction), dan tes serologi virus, dengan menggunakan berbagai sampel bergantung gejala yang dialami pasien. Di Indonesia sendiri, menteri kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa protokol pengawasan kasus hepatitis akut parah telah disiapkan. Pada saat ini, tes yang disarankan adalah tes AST (SGOT) dan ALT (SGPT), suatu enzim hati yang jika nilainya melebihi batas normal mengindikasikan adanya gangguan pada hati. Belum ada himbauan khusus bahwa masyarakat harus melakukan tes lanjutan untuk mendeteksi adanya adenovirus.

Pencegahan dan pengobatan

Pengobatan hepatitis umumnya bersifat suportif, yaitu dengan memberikan hidrasi dan manajemen suhu. Organ hati pada dasarnya memiliki kemampuan regenerasi sehingga dalam beberapa hari atau minggu, penderita hepatitis dapat sembuh dengan terapi suportif. Pengobatan khusus mungkin dibutuhkan untuk kasus-kasus tertentu.3 Jika dikaitkan dengan adenovirus sebagai virus yang diduga menyebabkan hepatitis, terapi antivirus saat ini masih terbatas. Vaksin yang beredar dan telah disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration) Amerika adalah vaksin untuk adenovirus tipe 4 dan 7.7 Kasus hepatitis ini masih dalam investigasi berbagai otoritas kesehatan di berbagai negara sehingga belum ada rekomendasi pengobatan yang spesifik.

Masyarakat dihimbau untuk tidak panik menghadapi kasus ini, namun pencegahan tetap harus menjadi perhatian. Selain memantau adanya gejala hepatitis, upaya pencegahan infeksi dan penyebaran virus yang dapat dilakukan oleh masyarakat, khususnya para orang tua, adalah memastikan dan membantu anak-anaknya untuk menjaga kebersihan tangan, menutup mulut dan hidung saat bersin dan batuk dengan menggunakan tisu/handuk atau dengan bagian dalam lengan, dan mengajarkan anak untuk tidak menyentuh mata, hidung, atau mulut mereka dalam keadaan tangan yang kotor.8 Mengingat potensi penyebaran virus dapat melalui saluran cerna dan saluran napas, Kementerian Kesehatan RI lebih jauh menghimbau pencegahan hepatitis akut pada anak dengan melakukan cara-cara berikut,

Pencegahan infeksi melalui saluran cerna:

  1. Rutin cuci tangan dengan sabun
  2. Pastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih
  3. Tidak bergantian alat makan dengan orang lain
  4. Hindari kontak dengan orang sakit
  5. Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan

Pencegahan infeksi melalui saluran napas:

  1. Kurangi mobilitas
  2. Gunakan masker jika bepergian
  3. Jaga jarak dengan orang lain
  4. Hindari keramaian atau kerumunan

REFERENSI

  1. World Health Organization (15 April 2022). Disease Outbreak News; Acute hepatitis of unknown aetiology – the United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland. Available at: https://www.who.int/emergencies/disease-outbreak-news/item/acute-hepatitis-of-unknown-aetiology—the-united-kingdom-of-great-britain-and-northern-ireland
  2. Mücke MM, Zeuzem S. The recent outbreak of acute severe hepatitis in children of unknown origin – what is known so far. J Hepatol. 2022 May 6:S0168-8278(22)00271-9. doi: 10.1016/j.jhep.2022.05.001. Epub ahead of print.
  3. Mahase E. Hepatitis in children: What’s behind the outbreaks? BMJ. 2022 Apr 26;377:o1067. doi: 10.1136/bmj.o1067.
  4. World Health Organization (23 April 2022). Disease Outbreak News; Multi-Country – Acute, severe hepatitis of unknown origin in children. Available at: https://www.who.int/emergencies/disease-outbreak-news/item/2022-DON376
  5. Aricò, M.; Caselli, D. Acute, Severe Hepatitis of Unknown Origin: Should We Really Be Afraid of Another Obscure Enemy of Our Children? Pediatr. Rep. 2022, 14, 217–219. https://doi.org/10.3390/ pediatric14020029
  6. Lynch III JP, Kajon AE. Adenovirus: epidemiology, global spread of novel serotypes, and advances in treatment and prevention. Semin Respir Crit Care Med. 2016;37(04):586-602. Available at: https://www.thieme-connect.com/products/ejournals/html/10.1055/s-0036-1584923
  7. European Centre for Disease Prevention and Control (28 April 2022). Increase in severe acute hepatitis cases of unknown aetiology in children. Available at: https://www.ecdc.europa.eu/sites/default/files/documents/RRA-20220420-218-erratum.pdf
  8. Central for Disease Control and Prevention. (6 May 2022). Overview: Children with Hepatitis of Unknown Cause. Available at: https://www.cdc.gov/ncird/investigation/hepatitis-unknown-cause/overview-what-to-know.html.

Artikel Lainnya