WASPADA BAHAYA GULA DARAH RENDAH

Bagikan

Oleh: Oleh: Prof. apt. Rani Sauriasari, M.Med.Sci., Ph.D 
Editor: apt. Kartika Citra Dewi Permata Sari, M.Farm.

Apa itu hipoglikemia?

Gula darah rendah atau yang biasa dikenal dengan istilah hipoglikemia diartikan sebagai kondisi di saat kadar gula dalam darah kurang dari 70 mg/dL. Hal ini dapat diketahui melalui pemeriksaan secara mandiri dari darah perifer (ujung jari) atau pengambilan darah melalui vena (di laboratorium).

Ilustrasi pemeriksaan gula darah secara mandiri
(Sumber: pribadi)

Apa saja gejalanya?

Gejala gula darah rendah
(Sumber: pribadi)

Gejala hipoglikemia dapat muncul secara tiba-tiba dan dapat bervariasi antar individu. Gejala tersebut meliputi keringat dingin, jantung berdebar, gemetar (tremor), pucat, mual, lapar, penglihatan kabur, cemas, badan terasa lemas (fatigue), sampai dengan terjadinya gangguan terkait saraf yang ditunjukkan melalui perubahan perilaku, kebingungan, sulit konsentrasi, pusing, kejang, hingga hilang kesadaran. Untuk memastikan apakah benar gejala tersebut adalah karena hipoglikemia, bisa dilakukan pemeriksaan gula darah.

 

Apa saja penyebabnya?

Hipoglikemia dapat disebabkan oleh banyak faktor (multifaktorial). Namun demikian, penyebab umum hipoglikemia adalah kurangnya asupan karbohidrat atau penggunaan obat-obatan tertentu seperti obat antidiabetes. Sebagian besar kasus hipoglikemia terjadi pada pasien diabetes. Hal ini dikarenakan obat antidiabetes ada yang bekerja dengan cara meningkatkan kadar hormon insulin yang bertugas menurunkan kadar gula dalam darah. Contoh obat golongan tersebut adalah sulfonilurea (glibenklamid, glimepirid, glipizid, gliklazid, glikuidon) dan meglitinid (repaglinid dan nateglinid). Obat antidiabetes lainnya juga dapat berisiko menyebabkan hipoglikemia jika diberikan secara kombinasi, atau terdapat faktor risiko lain yang dimiliki pasien.

Walaupun jarang, hipoglikemia juga dapat disebabkan oleh obat lain, seperti gabapentin, asam salisilat, trimetoprim-sulfametoksazol, fluorokuinolon, siprofloksasin, tetrasiklin, dan tramadol. Kejadian hipoglikemia akibat penggunaan obat dalam dosis lazim merupakan salah satu bentuk efek samping obat.

 

Apa saja faktor risiko lain penyebab hipoglikemia?

Hipoglikemia akan lebih rentan terjadi pada individu yang memiliki faktor risiko. Faktor risiko hipoglikemia di antaranya adalah usia lanjut, indeks massa tubuh yang rendah, asupan makanan yang sedikit (kurang nafsu makan, diet atau puasa yang tidak tepat), konsumsi alkohol, dan aktivitas olahraga yang tinggi.

Selain itu perlu diwaspadai jika pasien memiliki gangguan ginjal dan/atau gangguan hati. Gangguan ginjal dapat meningkatkan risiko hipoglikemia, karena dapat memperlambat pembersihan obat dari dalam darah, sedangkan gangguan hati juga meningkatkan risiko hipoglikemia jika proses produksi glukosa di hati terganggu.

Bagaimana menangani hipoglikemia?

  • Jika dugaan gejala hipoglikemia terlihat, segera lakukan pengecekan gula darah (apabila memungkinkan).
  • Jika pasien dapat menelan, tangani sesegera mungkin dengan pemberian minuman atau makanan yang mengandung gula (teh manis, madu, sirup, dll). Berikan dengan hati-hati, bisa dengan disendokkan sedikit demi sedikit, agar pasien tidak tersedak.
  • Lakukan pengecekan gula darah kembali dalam rentang waktu 15 menit. Jika gula darah sudah di atas 70 mg/dl, maka pasien dapat mengkonsumsi makanan ringan atau makan biasa untuk memelihara kondisi gula darah normal.
  • Jika kondisi tidak membaik atau kondisi awal pasien berat dengan adanya gangguan kesadaran, segeralah pasien dibawa ke rumah sakit untuk segera mendapatkan penanganan yang tepat.

Hipoglikemia yang terlambat ditangani bisa mengakibatkan kejang hingga penurunan kesadaran dan dapat berujung pada kerusakan otak yang permanen, bahkan mengancam nyawa.

Apoteker berperan sangat penting untuk mengidentifikasi faktor risiko, mencegah, dan mengendalikan kejadian hipoglikemia.

 

Daftar Pustaka

Pytliak, M., Vargov, V., Mech rov , V. (2011). Drugs and Hypoglycemia.10.5772/20563

PERKENI. (2019). Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia,     PERKENI, Jakarta.

BPOM Republik Indonesia. (2014). Informasi Obat Nasional Indonesia (IONI). Diakses dari www.pionas.go.id

Pratiwi, C., Mokoagow, M. I., Made Kshanti, I. A., & Soewondo, P. (2020). The risk factors of inpatient hypoglycemia: A systematic review. Heliyon, 6(5), e03913. https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2020.e03913

O’Brien K, Chock A, Shea J. An Overview of Hypoglycemia. US Pharm. 2012;37(6):50-56.

Artikel Lainnya