Strecth Mark

Bagikan

Kenali Stretch Mark dan Pengobatannya
oleh : Aulia Suci P, Fadhilah Tridara, Siti Hana A, Dr. apt. Kurnia SS Putri, M.Farm

Kulit merupakan bagian organ tubuh terluas yang menutupi seluruh permukaan tubuh, sekitar 15% dari total berat badan orang dewasa. Kulit memiliki banyak fungsi vital, seperti melindungi tubuh bagian luar dari zat kimia dan biologi seperti kuman dan bakteri, sebagai pengatur suhu tubuh dan sebagai indra peraba (Lawton, 2019). Sebagai organ tubuh terluas, kulit sering mengalami permasalahan atau kelainan yang dapat terjadi sementara maupun permanen. Permasalahan kulit dapat terjadi akibat faktor eksternal, namun beberapa kondisi kelainan kulit terjadi akibat genetik. Kebanyakan kelainan kulit bersifat minor namun ada pula yang menimbulkan efek serius dan dapat mengancam nyawa. Kelainan kulit yang sering terjadi dan bersifat minor seperti jerawat, alopesia, dermatitis atopik atau eksema, psoriasis, rosacea, kemerahan, ketombe, selulit, stretch mark dapat diatasi dengan penangan dokter ataupun dengan perawatan kulit (skin care) (“Skin Disorders: Pictures, Causes, Symptoms, Treatments, and Prevention”, 2022).

            Permasalahan kulit sering kali menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian orang, terutama pada wanita. Stretch mark atau striae distensae merupakan salah satu permasalahan kulit yang sering terjadi. Menurut penelitian, 50‒90 persen wanita memiliki stretch marks, bahkan stretch marks dapat terjadi pada pria. Striae gravidarum merupakan stretch mark yang terjadi pada wanita hamil dan setelah melahirkan. Striae gravidarum biasanya disebabkan oleh kombinasi dari faktor genetik, kondisi hormonal, dan peningkatan stres mekanik pada jaringan ikat, misalnya peningkatan berat badan pada ibu hamil (Farahnik, et al., 2016).

Salah satu perawatan kulit pada kondisi stretch mark yang dapat dilakukan adalah menggunakan produk yang mengandung Centella asiatica. Penelitian Hu, S., et al. pada tahun 2018 dapat mencegah perparahan stretch mark dibandingkan dengan plasebo. Skincare dengan kandungan ekstrak Centella asiatica dapat memfasilitasi asam amino hydroxy-prosiliane-C yang dapat mempercepat regenerasi kolagen dan elastin, dengan menginduksi sintesis kolagen tipe 1 pada human derman fibriblast sehingga dapat mengurangi stretch mark (Togni, et al., 2018). Penggunaan bahan Tretinoin (Vitamin A) juga diketahui dapat memberikan efek perbaikan terhadap kondisi stretch mark, secara khusus berupa striae rubrae. Meski demikian, penggunaan tretinoin (serta turunan asam retinoat/ vitamin A) pada ibu hamil sangat tidak dianjurkan. Produk dengan formulasi tertentu, salah satunya adalah krim yang mengandung vitamin E, pantenol, asam hialuronat, dan elastin, berdasarkan studi diketahui menunjukkan lebih sedikit stretch mark lebih sedikit pada masa kehamilan dibandingkan tanpa dilakukan perawatan (Summers, Beverly, 2009). Hingga saat ini masih terus dikembangkan formulasi sediaan topikal untuk perawatan stretch mark (striae distensae) yang aman dan efektif.

Stretch mark juga dapat diatasi dengan menggunakan laser treatment. Berdasarkan penelitian, laser fraksional non-ablatif 1540-nm menunjukkan efektivitas yang baik pada kasus stretch mark gestasional (pada ibu hamil) yang hasilnya dapat diamati pada tiga bulan pasca perawatan (Malekzad et al., 2014). Meski demikian, laser treatment pada wanita hamil perlu ditelaah lebih lanjut keamanannya. Untuk stretch mark non-gestasional, laser fraksional dan non-fraksional telah digunakan dengan berbagai kemanjuran (Farahnik, et al., 2016).

Sebagai penutup, stretch mark merupakan kondisi yang umumnya terjadi pada populasi ibu hamil sebesar 43-88% serta dapat timbul salah satunya diakibatkan perubahan berat badan secara drastis (Oakley AM, et al., 2021). Penanganan/ perawatan terhadap striae gravidarum/ stretch mark yang lebih aman dilakukan terhadap wanita yang telah melahirkan. Untuk penanganan stretch mark pada wanita hamil, kontributor menyarankan untuk mengonsultasikan kepada dokter dan apoteker terkait kondisi stretch mark dan penggunaan produk kesehatan tertentu yang tepat dan aman. Apabila ada yang ingin ditanyakan lebih lanjut, dapat menggunakan fitur TanyaKami pada website PIO Farmasi. Salam sehat!

 

Referensi:

Farahnik, B., Park, K., Kroumpouzos, G. and Murase, J., 2022. Striae gravidarum: Risk factors, prevention, and management.

Hu, S., Belcaro, G., Hosoi, M., Feragalli, B., Luzzi, R., & Dugall, M. (2018). Postpartum stretchmarks: repairing activity of an oral Centella asiatica supplementation (Centellicum®). Minerva ginecologica70(5), 629–634. https://doi.org/10.23736/S0026-4784.18.04254-5

Kanitakis, J. (2002). Anatomy, histology and immunohistochemistry of normal human skin. European Journal of Dermatology, 12(4), 390–401.

Lawton S (2019) Skin 1: the structure and functions of the skin. Nursing Times [online]; 115, 12, 30-33.

Malekzad F, Shakoei S, Ayatollahi A, Hejazi S. The safety and efficacy of the 1540nm non-ablative fractional XD probe of star lux 500 device in the treatment of striae alba: Before-after study. J Lasers Med Sci 2014;5:194–8.

Oakley AM, Patel BC.(2021). Stretch Marks. Diakses 20 Februari 2022 dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK436005/

Skin Disorders: Pictures, Causes, Symptoms, Treatments, and Prevention. (2022). Retrieved 18 May 2022, from https://www.healthline.com/health/skin-disorders

Summers, Beverley. (2009). The effect of a topically-applied cosmetic oil formulation on striae distensae. Official journal of the South African Academy of Family Practice/Primary Care. 51. Diakses 20 Februari 2022 dari https://www.researchgate.net/publication/277873117_The_effect_of_a_topically-applied_cosmetic_oil_formulation_on_striae_distensae

Togni S, Maramaldi G, Pagin I, Riva A, Eggenhoffner R, Giacomelli L, et al. Postpartum stretch marks treated with Centella asiatica cream: report of efficacy from a pilot registry study. Esperienze Dermatol 2018;20(Suppl. 1 to No. 2):23-6. DOI: 10.23736/S1128-9155.18.00460-0

Ud-Din, S., McGeorge, D., & Bayat, A. (2016). Topical management of striae distensae (stretch marks): prevention and therapy of striae rubrae and albae. Journal of the European Academy of Dermatology and Venereology : JEADV, 30(2), 211–222. https://doi.org/10.1111/jdv.13223

Artikel Lainnya