Tablet digerus

"SAYA TIDAK BISA MENELAN TABLET. APAKAH TABLETNYA BOLEH DIGERUS?"

Oleh: Kurnia Sari Setio Putri1, Raditya Iswandana1, Kartika Citra DPS2
1Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia
2Laboratorium Farmasi Klinik dan Farmasi Sosial, Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia

 

Obat oral, yang dikonsumsi dengan cara ditelan, merupakan jenis obat yang paling dipilih oleh pasien karena mudah penggunaannya, tidak menimbulkan rasa sakit atau rasa tidak nyaman, serta tidak memerlukan bantuan tenaga kesehatan untuk menggunakannya. Ada beberapa jenis obat oral, misalnya tablet, kapsul dan sirup. Di antara jenis obat oral tersebut, tablet dan kapsul merupakan bentuk sediaan yang paling banyak tersedia untuk pasien dewasa, karena bentuknya yang sederhana dan ringkas, sehingga mudah dibawa kemana-mana. Namun demikian, ternyata tidak semua pasien dewasa bisa menelan sediaan tablet dan kapsul. Beberapa pasien dewasa, termasuk pasien lansia, barangkali mengalami kesulitan menelan tablet. 

“Saya tidak bisa menelan tablet. Apakah saya boleh menggerus/menghancurkan tablet tersebut kemudian meminum serbuknya?”

Demikian pertanyaan yang sering diajukan oleh pasien yang sulit menelan tablet. 

Ada beberapa jenis sediaan tablet yang tersedia di pasaran, antara lain tablet konvensional, tablet effervescent, tablet kunyah, tablet hisap, tablet bukal dan sublingual, tablet cepat hancur serta tablet salut (1,2). Masing-masing jenis tablet memiliki aturan dan cara pemakaian yang berbeda. 

Tablet konvensional adalah jenis tablet yang paling banyak tersedia, dikonsumsi dengan cara ditelan dengan bantuan air minum. Tablet effervescent perlu dilarutkan dulu dalam air minum, sebelum dikonsumsi. Tablet kunyah dan tablet hisap tidak langsung ditelan, melainkan dikunyah atau dihisap dahulu. Tablet bukal dan sublingual tidak boleh ditelan, melainkan diletakkan di antara pipi-gusi atau di bawah lidah. Sementara, tablet cepat hancur adalah tablet yang dapat hancur di mulut, sehingga memudahkan untuk ditelan (1).

Untuk tablet salut, digunakan dengan cara ditelan dengan bantuan air minum. Berdasarkan tujuan penyalutannya, ada beberapa jenis tablet salut, antara lain (2):

  • Tablet salut film atau salut gula: untuk menutupi rasa atau bau obat yang tidak enak
  • Tablet salut film: untuk melindungi zat aktif obat dari pengaruh lingkungan
  • Tablet salut enteric (lepas tunda/ delayed release): untuk mencegah zat aktif dilepaskan di lambung dan mengatur zat aktif dilepaskan di usus halus, sehingga dapat menghindari iritasi lambung atau menghindari rusaknya zat aktif oleh asam lambung,

Selain jenis tablet di atas, terdapat juga tablet modified release yang pelepasan zat aktifnya diatur dengan sistem penyalutan/ reservoir atau dengan sistem matriks (2). Pada kemasan obat, tablet modified release ini biasanya ditandai dengan kode SR-sustained release, CR-controlled release atau XR-extended release. Formula dan sistem tablet modified release dapat mengatur zat aktif obat dilepaskan perlahan-lahan, secara bertahap dan terkontrol, dalam waktu yang lama/ diperpanjang sehingga pasien tidak perlu mengkonsumsi obat 3-4x sehari, melainkan cukup obat 1-2x sehari.

Jenis tablet yang berbeda-beda menyebabkan pasien tidak boleh sembarangan menggerus/ menghancurkan tablet sebelum dikonsumsi.

Menghancurkan tablet salut enteric dapat menyebabkan zat aktif obat di dalamnya rusak atau mengiritasi lambung pasien. Sementara itu, menghancurkan tablet modified release akan menyebabkan zat aktif obat dilepaskan sekaligus dalam jumlah banyak yang berisiko overdosis (2).

Kalau saya tidak bisa menelan tablet, bagaimana saya konsumsi obatnya?”

“Bagaimana membedakan tablet yang boleh digerus dan tidak boleh digerus?”

Jangan khawatir! Konsultasikan pemakaian obat kepada apoteker Anda. Sampaikan kesulitan Anda menelan obat. Apoteker Anda akan merekomendasikan tablet cepat hancur atau tablet yang boleh digerus sebelum ditelan, atau merekomendasikan jenis sediaan obat lain misal sirup.

Anda juga dapat menanyakan informasi lebih lanjut kepada Apoteker Anda mengenai jenis tablet yang dikonsumsi berdasarkan penanda di kemasan obat.

Discuss your medicine to your pharmacist. Because pharmacist is your partner in health! 

Referensi:

  1. Herbert A. Lieberman, Leon Lachman, Joseph B. Schwartz. Pharmaceutical dosage forms: Tablets. New York: Marcel Dekker.
  2. Howard C. Ansel, Loyd V. Allen, Jr., Nicholas G. Popovich, Pharmaceutical Dosage Forms and Drugs Delivery Systems, 9th Ed., Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia, 2011.